Ketika saya memandang masa depan, ia tampak begitu terang sehingga menyilaukan mata saya. Oprah Winfrey
______________________________________________________________________

Kalau begitu, kenapa kamu menangis (Story)

Perang Vietnam. Hari itu bom Amerika Serikat meluluhlantahkan panti asuhan di sebuah desa kecil, yang konon tanpa disengaja. Beberapa misionaris pengelola rumah yatim piatu itu serta tak terhitung berapa banyak anak tewas seketika. Anak-anak yang terluka perlu segera mendapat pertolongan.

Salah seorang gadis kecil terluka parah. Penduduk desa bergegas mencari bantuan dari dokter Amerika yang berlokasi di kota seberang. Si dokter datang. Gadis kecil itu semakin kritis keadaannya, berhubung kehilangan banyak darah. Melalui penerjemah, seorang perawat Vietnam, si dokter Amerika berkata kepada anak-anak yang selamat bahwa gadis itu hanya bisa hidup bila ada yang diantara mereka yang menyumbangkan darah, sebab golongan darah dokter tersebut dan perawat berbeda dengan golongan darah si gadis. Siapa mau menyumbangkan darahnya untuk Tinh, gadis kecil itu?

Anak-anak terbelalak, takut. Tak ada yang menjawab. Pertanyaan diulang. Kali ini seorang anak laki-laki dengan agak ragu-ragu mengangkat tangan, tetapi langsung menurunkannya kembali. Sesaat kemudian ia mengangkat tangan lagi dan mengangguk setuju. Anak ini bernama Heng.

Lalu proses pengambilan darah dari lengan kirinya pun dijalankan. Tiba-tiba Heng menangis tersedu-sedu. Tangan kanannya menutup mukanya, sementara air mata terus mengalir. Si dokter bertanya, "Sakitkah Heng?" Ia menggeleng. Tetapi tak lama kemudian Heng menangis lagi. Si perawat dipanggil, dan dia bertanya dalam bahasa Vietnam, "Heng, kenapa kamu menangis? Sakitkah?" Kembali Heng menggeleng kencang.

Perawat : Kalau begitu, kenapa kamu menangis?
Heng : Karena sebentar lagi aku akan mati, sebab darahku diambil. (Ternyata Heng salah paham tentang artinya menjadi donor darah.)
Perawat : Tetapi mengapa kamu mau memberikan darahmu kalau takut mati?
Heng : Sebab.....sebab....Tinh itu temanku.

Dokter dan perawat saling memandang, tak percaya akan cinta sebesar itu.