Ketika saya memandang masa depan, ia tampak begitu terang sehingga menyilaukan mata saya. Oprah Winfrey
______________________________________________________________________

TERTAWALAH (Story)

Tertawa adalah petasan jiwa. Josh Billings

Begitu banyak kekusutan dalam hidup ini yang berakhir dengan tanpa daya sehingga kita tidak punya senjata yang baik selain tertawa. Gordon W. Allport

Di sebuah acara televisi, saya melihat seorang yang sedang terjatuh dari ketinggian ratusan meter, tapi bukan soal nyawa yang pertama kali dia ingat, tapi celana dalam yang dipakainya !!! Orang yang sedang bertaruh dengan maut ini bersyukur bahwa selama ini ia selalu mengamalkan nasihat ibunya tentang celana dalam. "Pakailah selalu celana dalam yang baik dan bersih. Dan ibu ini benar. Ketika para tenaga medis mulai berdatangan menolongnya, menelanjanginya untuk memeriksa kakinya yang patah dan kemudian mengoperasinya, orang ini bersyukur, bahwa ia masih konsisten mematuhi nasihat sang ibu ; memakai celana dalam yang bersih dan bagus. Apa jadinya jika yang ia kenakan adalah jenis celana yang sudah molor kolornya, sudah meranggas di sana-sini, orang ini pasti akan menanggung derita dua kali. sudah jatuh, kena aib lagi. Prie GS

Suatu hari istri saya mengeluh kenapa kulit mukanya menghitam. keluhan itu saya benarkan bisa jadi karena seringnya ia tersengat matahari ketika harus menunggu si balita sekolah. tapi pembenaran ini saja tak cukup baginya karena yang ia butuhkan semacam penyelesaian, semacam jalan keluar agar mukanya kembali memutih. Bukan cuma sekali saya mendengar istri menceritakan teman-temannya yang bermuka putih dengan segenap kecemburuan, kecemburuan ini juga saya benarkan. Tapi lagi-lagi semua pembenaran ini bukanlah soal yang dia harapkan. Ia butuh kebijakan yang nyata. dan kebijakan itu mulai tampak samar-samar ketika ia menyebut-nyebut nama seorang dokter yang bisa memutihkan kulit yang hitam. Saya gembira menyambutnya. Walau kegembiraan ini juga tidak cukup baginya. Yang ia butuhkan adalah penegasan, bahwa saya tidak akan memprotes tarif paket pemutihan yang akan ia sodorkan. Ia tenang untuk hari esok dan seterusnya, mulai mengambil paket pemutih muka itu. Tapi, dasar nasib, setelah sekian waktu berjalan, muka itu tetap muka istri saya yang dulu-dulu juga. Saya malah tak pernah sadar benar-benar apakah muka itu tambah memutih atau malah tambah menghitam. Yang saya tahu, dari dulu wajahnya ya begitu itu. Ketika semua keluhan diterima, semua tuntutan telah dipenuhi, muka itu toh tetap saja masih hitam. Tapi, oo bisa jadi kekhawatiran, bahwa mesra dan tidaknya hubungan kami sebagai suami istri ini sangat dipengaruhi oleh putih dan hitamnya muka istri. Oo, bisa jadi jika ia merasa tak cantik, langit akan runtuh, dunia kiamat dan kehidupan berhenti. membayangkan istri memiliki derita ketakutan semacam itu, saya gembira bukan main. Sebenarnya, menyangka bahwa saya akan lebih bahagia jika mukanya memutih adalah kesalahpahaman tingkat tinggi ini pasti menggelikan. Prie GS

Pada tahun pertama saya sebagai biksu di Thailand timur laut, saya berpergian dengan mobil, duduk di belakang bersama seorang samanera (bakal biksu) dan seorang biksu barat, beserta Ajahn Chah, guru saya, yang duduk di samping sopir. Ajahn Chah tiba-tiba menoleh ke belakang, memandang ke samanera Amerika yang duduk di sebelah saya, lalu mengatakan sesuatu dalam bahasa Thai. Si biksu ketiga yang fasih berbahasa Thai lantas menerjemahkan perkataan Ajahn Chah,
"Ajahn Chah bilang bahwa kamu sedang memikirkan pacarmu di LA sana." Rahang si samanera muda seolah copot ke lantai mobil saking kagetnya. Ajahn Chah tersenyum dan kata-kata berikutnya "Jangan khawatir. Kita bisa mengatasi itu. Lain kali kalau kamu menulis surat kepadanya, mintalah dia mengirimkan sesuatu yang pribadi buatmu, sesuatu yang paling erat berkaitan dengannya, yang bisa kamu bawa-bawa ketika kamu rindu kepadanya, untuk mengingatkanmu akan dirinya.
"Apa itu boleh bagi seorang biksu?" tanya sang samanera dengan terkejut.
"Tentu saja, " kata Ajahn Chah. Ajahn Chah bilang ... " (si penerjemah berjuang menahan tawa untuk mengeluarkan kata-kata berikut, sembari menghapus air mata geli dari matanya)
"Ajahn Chah bilang kamu harus minta dia untuk mengirimkan sebotol tahinya. Lalu kapan pun kamu merasa kangen dengannya, kamu bisa mengambil dan membuka botol itu!" Ajahn Brahm